"Kebiasaan tidak bisa dibuang begitu saja dari jendela kamar dilantai atas. Kebiasaan-kebiasaan tersebut harus di bujuk untuk menuruni tangga satu persatu"
Jumat, 15 April 2011
Bangkit
MAU MALES LAGI ... Apa kata dunia...
MAU MALES LAGI ...
Apa kata dunia.......
Mungkin sebagian orang menganggap remeh suatu masalah yang kecil, terkadang orang juga lalai terhadap hal-hal yang sifatnya sepele, kadang juga orang berpikiran ... "ahhh.... entar aja lah .. , bentar lagi lah... , ini dulu lah itu dulu lah....", males ... apakek, apanek. Berbagai macam penolakan dibuat, mulai dari mulut yang mangap-mangap,kuping yang mleot-mleot,mata yang sleyot-sleyot, nyampek celana pengen mlorot ..... hahahaha..
Hal seperti ini banyak menghantui sebagian besar orang indonesia,gak tw pha yang melekat di otak mereka, "soalnya yang nulis juga sama" leleeeeet nya puol .... hehehehe.
Anyway .....kalau kita pikir-pikir emang iya sih ... ngapain kita ngedepanin hal-hal yang sepele cz masih banyak juga pekerjaan-pekerjaan yang lebih berat and lebih penting. Tapi sobat ... kalau kita mau jujur nie zaaa..., banyak hal-hal yang tadinya remeh bisa menghasilkan sesuatu yang menakjubkan,and banyak juga kan ... sesuatu yang remeh temeh yang kita acuhkan terkadang membawa dampak yang tidak mengenak kan di kehidupan kita.... hayoo.... ngaku ..... hehehe.
Sejatinya perkara yang sepele juga bisa menimbulkan dampak yang signifikan bagi kelangsungan hidup banyak orang,and binatang, hehehe.. Contohnya aja nieh .... Kita buang bungkusnya permen or choki-choki di sembarang tempat, di sungai,jalan,teras rumah slempitan-slempitan selokan yang gak pernah di bersihkan. heheheh malu nieh ...kelihatan kalau yang nulis orang dari desa. hahaha, tapi gak masalah walaupun dari desa tapi rezekinya kan rezeki kota ... heheheh kata om tukul sich.
Kembali ke masalah permen and choki-choki yang uuuuuenak ...... (waktu masih TK),kita bisa bayangkan apa jadinya kalau permen and choki-choki tersebut mengendap lama-lama diselokan hiiii kasihan si choki-choki saling tindih menindih, akibatnya sungai yang dulu jernih and bersih bisa jadi kayak limbah pabrik yang gak mau tanggung jawab.... hehehehe malah bisa lebih parah and bisa mengakibatkan lemah jantung and ipotensi hahahaha, bukan dink melainkan banjir yang bertubi tubi. Seremkan kalau hal itu terjadi, tapi emang hal itu sudah terjadikan.
So kalau kita semua gak pengen kejadian buruk menimpa kelangsungan hidup orang,kawan, lawan maupun binatang, kita harus berani memulai kehidupan kita dari yang terkecil and hal-hal yang remeh janganlah di anggap temeh,karena dari hal yang kecil lah suatu yang besar muncul .
Apa kata dunia.......
Mungkin sebagian orang menganggap remeh suatu masalah yang kecil, terkadang orang juga lalai terhadap hal-hal yang sifatnya sepele, kadang juga orang berpikiran ... "ahhh.... entar aja lah .. , bentar lagi lah... , ini dulu lah itu dulu lah....", males ... apakek, apanek. Berbagai macam penolakan dibuat, mulai dari mulut yang mangap-mangap,kuping yang mleot-mleot,mata yang sleyot-sleyot, nyampek celana pengen mlorot ..... hahahaha..Hal seperti ini banyak menghantui sebagian besar orang indonesia,gak tw pha yang melekat di otak mereka, "soalnya yang nulis juga sama" leleeeeet nya puol .... hehehehe.
Anyway .....kalau kita pikir-pikir emang iya sih ... ngapain kita ngedepanin hal-hal yang sepele cz masih banyak juga pekerjaan-pekerjaan yang lebih berat and lebih penting. Tapi sobat ... kalau kita mau jujur nie zaaa..., banyak hal-hal yang tadinya remeh bisa menghasilkan sesuatu yang menakjubkan,and banyak juga kan ... sesuatu yang remeh temeh yang kita acuhkan terkadang membawa dampak yang tidak mengenak kan di kehidupan kita.... hayoo.... ngaku ..... hehehe.
Sejatinya perkara yang sepele juga bisa menimbulkan dampak yang signifikan bagi kelangsungan hidup banyak orang,and binatang, hehehe.. Contohnya aja nieh .... Kita buang bungkusnya permen or choki-choki di sembarang tempat, di sungai,jalan,teras rumah slempitan-slempitan selokan yang gak pernah di bersihkan. heheheh malu nieh ...kelihatan kalau yang nulis orang dari desa. hahaha, tapi gak masalah walaupun dari desa tapi rezekinya kan rezeki kota ... heheheh kata om tukul sich.
Kembali ke masalah permen and choki-choki yang uuuuuenak ...... (waktu masih TK),kita bisa bayangkan apa jadinya kalau permen and choki-choki tersebut mengendap lama-lama diselokan hiiii kasihan si choki-choki saling tindih menindih, akibatnya sungai yang dulu jernih and bersih bisa jadi kayak limbah pabrik yang gak mau tanggung jawab.... hehehehe malah bisa lebih parah and bisa mengakibatkan lemah jantung and ipotensi hahahaha, bukan dink melainkan banjir yang bertubi tubi. Seremkan kalau hal itu terjadi, tapi emang hal itu sudah terjadikan.
So kalau kita semua gak pengen kejadian buruk menimpa kelangsungan hidup orang,kawan, lawan maupun binatang, kita harus berani memulai kehidupan kita dari yang terkecil and hal-hal yang remeh janganlah di anggap temeh,karena dari hal yang kecil lah suatu yang besar muncul .
Sepertiga malam terakhir mulai bergulir
Kerlip tasbih gemintang di angkasa malam tetap berkumandang
Zikir cahya rembulan seakan tak ada penghabisan
Puja-puji serangga malam tiada pernah tenggelam
Membahana di semesta angkasa
Tiap sepertiga malam kulalui dengan terpejam
Berbaring mengukur berapa panjang tempat kutidur
Dihibur nyanyi kidung alam mimpi
Yang akan pergi bila kubangkit berdiri
Sepertiga malam terakhir terus bergulir
Kamarku kian gersang dengan lantainya yang sudah usang
Di sudut ruang dengan cahaya remang
Terbentang sajadah tempat kuberserah
Menghiba diri kepangkuan Ilahi
Namun tak kuasa diri ini menggapainya
Tiap sepertiga malam kulalui dengan terpejam
Di alam mimpi dari dunia tak bertepi
Yang membelenggu hingga dikekang nafsu
Karena diriku dirajai malam bukan merajai malam
Zikir cahya rembulan seakan tak ada penghabisan
Puja-puji serangga malam tiada pernah tenggelam
Membahana di semesta angkasa
Tiap sepertiga malam kulalui dengan terpejam
Berbaring mengukur berapa panjang tempat kutidur
Dihibur nyanyi kidung alam mimpi
Yang akan pergi bila kubangkit berdiri
Sepertiga malam terakhir terus bergulir
Kamarku kian gersang dengan lantainya yang sudah usang
Di sudut ruang dengan cahaya remang
Terbentang sajadah tempat kuberserah
Menghiba diri kepangkuan Ilahi
Namun tak kuasa diri ini menggapainya
Tiap sepertiga malam kulalui dengan terpejam
Di alam mimpi dari dunia tak bertepi
Yang membelenggu hingga dikekang nafsu
Karena diriku dirajai malam bukan merajai malam
Langganan:
Komentar (Atom)


